PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Sabtu, 27 Maret 2010

contoh PTK





Judul : Upaya meningkatkan kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri melalui media Smart Box di anak didik kelompok A TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Di Taman Kanak–Kanak pada Kelompok B sudah dikenalkan bentuk–bentuk geometri. Di sini guru dituntut untuk dapat menjelaskan secara benar mengenai bentuk geometri kepada anak sehingga anak memahami betul bentuk-bentuk geometri. Tapi tidak semua guru mempunyai kemampuan untuk menjelaskan pembelajaran tersebut secara tepat kepada anak sehingga kebanyakan anak tidak tertarik dan tidak memahami penjelasan dari guru. Hal serupa juga terjadi di TK Melati Kelompok B. Anak-anak kurang memahami bentuk geometri dan sering menyebut berbagai bentuk geometri dengan nama lain. Kurangnya media di TK Melati untuk pembelajaran juga memperburuk keadan pembelajaran.

Selain belajar dengan guru anak dapat memanfaatkan alat peraga dan media sebagai sumber belajar. Namun tidak semua Taman Kanak–Kanak mempunyai media dan alat peraga yang dapat digunakan dalam tiap kegiatan belajar mengajar hal ini dikarenakan adanya perbedaan tingkat kemampuan keuangan di Taman Kanak-Kanak. Di sinilah guru diminta untuk lebih kreatif dan terampil memanfaatkan berbagai barang dan benda yang ada di sekitar lingkungan menjadi sumber belajar yang menarik bagi anak.

Para tokoh konstruktivis seperti Piaget dan Lev Vigotsky meyakini bahwa pembelajaran terjadi pada anak saat anak memahami dunia sekeliling mereka. Pembelajaran menjadi proses interaktif yang melibatkan teman sebaya anak, orang dewasa, dan lingkungan. Anak membangun pemahaman mereka sendiri terhadap dunia. Mereka memahami apa yang terjadi disekeliling mereka dengan menyitentis pengalaman–pengalaman baru dengan berbagai hal yang telah mereka pahami. Menurut paham konstruktivisme anak bukanlah individu yang bersifat pasif yang hanya menerima pengetahuannya dari orang lain. Anak adalah makhluk belajar yang aktif dan dapat mengkreasi/mencipta serta membangun pengetahuannya sendiri (Badru Zaman, 2008).

Untuk itu perlu diciptakan media pembelajaran inovatif, menarik, ramah lingkungan, dan murah. Smart Box merupakan media pembelajaran untuk mengenalkan kepada anak mengenai bentuk–bentuk geometri. Smart Box dibuat dari bahan kardus bekas dan beberapa bahan lain yang ramah lingkungan. Melalui media ini anak dapat belajar dan bereksplorasi serta menemukan pengetahuan mereka tentang bentuk–bentuk geometri. Media ini dipandang perlu untuk menjawab kesulitan guru tentang media yang tepat, menarik, dan murah yang dapat digunakan untuk pembelajaran geometri di Taman Kanak – Kanak.

B . Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Smart Box dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk–bentuk geometri di anak didik Kelompok B Taman Kanak-Kanak Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang ?”.

C. Tujuan

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah media Smart Box dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal bentuk–bentuk geometri di anak didik Kelompok B Taman Kanak–Kanak Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang

D. Manfaat

a. Bagi Anak
- Membantu dan mendukung proses pembelajaran anak Taman Kanak–Kanak agar lebih baik, menarik, dan jelas menerima pembelajaran bentuk–bentuk geometri.
- Mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.
- Memberi kesempatan pada anak Taman Kanak–Kanak untuk memperoleh pengetahuan baru dan memperkaya pengalamannya dengan berbagai alat dan media baru.

b. Bagi Guru
- Guru lebih kreatif dan inovatif dalam membuat alat peraga dan media pembelajaran yang baik dan tepat bagi anak Taman Kanak-Kanak.

c. Bagi Lembaga
- Menambah koleksi media pembelajaran bentuk-bentuk geometri pada Taman Kanak-Kanak.

Judul : Upaya meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui permainan detektif huruf di anak didik kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Anak usia 0-6 tahun, ditinjau dari ilmu psikologi perkembangan baru dapat memahami hal-hal yang konkrit. Anak masih kesulitan mempelajari hal-hal yang bersifat simbolik apalagi bersifat abstrak. Anak yang usianya masih dalam rentang 0-6 tahun, masih berada dalam dunia bermain sehingga di TK sangat tidak tepat jika harus memaksakan mempelajari membaca dalam suatu rangkaian huruf. Namun demikian, mengenal alphabel dengan cara bermain dan menghubungkannya dengan benda konkrit dapat saja dilakukan.
Pembelajaran di TK harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak yang berpijak pada tiga dimensi utama yaitu patut menurut umur, patut secara sosial dan budaya, dan patut secara individu (Siti Aisyah dkk, 2007).
Beberapa tahun belakangan ini untuk masuk SD anak harus melalui tes membaca, menulis, dan berhitung. Meskipun tes semacam ini dilarang oleh Dinas Pendidikan namun banyak SD yang tidak mengindahkan larangan tersebut. Melihat hal ini masyarakat yang menyekolahkan putera dan puterinya di TK menaruh harapan besar supaya anak mereka setelah selesai dari TK mempunyai kemampuan yang baik dalam membaca, menulis, dan berhitung.
Untuk TK sendiri kemampuan membaca bukanlah faktor untuk menentukan kelulusan anak. Namun kebanyakan orang tua berharap anak mereka yang bersekolah di TK memperoleh pengetahuan tersebut. TK sebagai suatu lembaga pendidikan harus mampu mengubah pola pikir masyarakat sehingga tuntutan-tuntutan yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak tidak masuk dalam pembelajaran di TK.
Kemampuan anak di TK Melati kelompok B dalam pembelajaran berbahasa masih kurang. Anak belum lancar bercerita dan belum hafal huruf meskipun dalam menulis dan membuat berbagai coretan kemampuan mereka baik. Konsentrasi anak dalam mendengarkan penjelasan dari guru juga kurang sehingga seringkali dalam menjelaskan sesuatu guru perlu berulang-ulang untuk memberi penjelasan kepada anak.
Untuk itu saya mempunyai solusi menggunakan permainan Detektif Huruf sebagai alat bagi anak untuk belajar berbahasa karena dunia anak adalah dunia bermain dan banyak berbagai pembelajaran disampaikan melalui permainan. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi masalah di atas dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dikembangkan dari potensi anak melalui peningkatan kemampuan berbahasa dengan memberikan stimulus berupa benda-benda konkrit pada anak usia TK tanpa harus menjadikan anak tertekan dan merasa tidak nyaman.


B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah keterampilan berbahasa dapat ditingkatkan melalui permainan Detektif Huruf di anak didik Kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang?”.

C. Tujuan
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui apakah keterampilan berbahasa dapat ditingkatkan melalui permainan Detektif Huruf di anak didik Kelompok B TK Melati Desa Kenconorejo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang.

D. Manfaat
a Bagi anak
- Kosakata anak terhadap berbagai benda bertambah.
- Anak dapat meningkatkan kemampuan bercerita sambil bermain.
- Anak lebih siap untuk menerima pembelajaran membaca pada tingkat lanjut.
b Bagi guru
- Guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya dalam memecahkan masalah.
- Menambah pengalaman guru dalam menyelesaikan masalah pembelajaran di TK.
c Bagi lembaga
- TK mempunyai cara baru dalam melaksanakan pembelajaran berbahasa.
- Menambah bahan pustaka di TK.

........................................................................
Untuk jelasnya posting komentar atau kirim email ke Ifanprasetiyo@yahoo.co.id